Senin, 10 Oktober 2011

Tak Lelah, Meski Lemah


Hari cerah..
Namun awan kelabu itu tak jua menyerah..
Dia hantarkan gerimis itu yang turun tak henti tak lelah, meski lemah..
Padahal matahari memerah..
Dan bunga-bunga indah hendak merekah..
Namun mengapa gerimis itu turun tak henti tak lelah, meski lemah?
Lihat! Lihat jemuran-jemuran basah!
Bayangkan sang pencuci yang lelah..
Berharap langit tetap cerah..
Cerah..
Tanpa gerimis yang turun tak henti tak lelah, meski lemah..
Namun tetap saja hanya harapan yang terhempas ranah ke tanah..
Gerimis turun tak henti tak lelah, meski lemah.

Aku tak marah..
Hanya sedikit gerah..
Dan juga lelah..
Sedikit gelisah..
Meratapi jemuran-jemuran basah..
Karena gerimis turun tak henti tak lelah, meski lemah..
Bukan! Bukan aku merasa susah..
Bukan juga terlalu resah..
Tapi sedikit berharap awan itu berganti arah..
Sudah..
Cukup berganti arah..
Agar gerimis yang turun tak lelah, meski lemah itu tak membuat jemuranku basah..



-Desember 2010-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar