Bagaimana jika aku pergi?
Akankah orang-orang menangisiku dan mengiringi perjalanan akhirku dengan do'a tulus ikhlas agar aku senantiasa berbahagia di alam sana?
Ataukah dengan kepergianku mereka tersenyum bahagia dan tak henti mengucap syukur serta kutuk karena kisah yang kutorehkan di hati mereka tak begitu menyenangkan?
Bagaimana jika aku telah pergi?
Mungkinkah maaf kuterima dari sederet orang yang pernah kucoreng kebahagiannya?
Atau jangan-jangan aku hanya akan diberi makian atas semua kisah hidupku yang tak bersih sempurna di hati mereka?
Bagaimana jika aku benar-benar telah pergi?
Bisakah semua yang terlibat dalam alur perjalananku mengingatku, bahkan mengenang semua cita dan ceritaku bersamanya?
Atau haruskah aku sendiri yang tersenyum miris saat semuanya tak lagi sudi menyimpanku dalam kenangan mereka?
Aku yang pernah mencinta dan dicinta, maupun aku yang terkadang membenci atau dibenci, berharap tak secepat itu aku pergi.
Karena masih ingin kulukis warna-warna indah di setiap helaan nafasku, tanpa melukai, tanda menodai, dan tanpa membebani kehidupan yang lain.
Namun, Tuhan, jikalau waktunya memang telah tiba, aku berharap Kau tak membiarkan aku mendapatkan jawaban buruk saat kutanyakan "bagaimana jika aku pergi saat ini"?
-untuk mereka yang pernah mengenalku walau hanya sekedar tahu siapa namaku, dari aku yang lebih suka meninggalkan daripada ditinggalkan (karena aku tak ingin pernah merasakan kehilangan)-
Bogor, 26 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar