Minggu, 26 Oktober 2014

Recruitment PT. Paragon Technology and Innovation

Ceritanya selama 2 minggu terakhir nii jadi panitia jobfair dan terus menerus mendapat pertanyaan yang sama, so pengen aja berbagi informasi yang bisa diketahui banyak orang. Jadi ga cuma temen2 yang tau nomor gue (dan akhirnya hubungi gue buat tanya2) yang tau info, tapi yang lain juga tau. So, this is the resume of the questions, hmm let's call it FAQ..

1. Shof lu ngapain ikut jobfair? (kebetulan gue ikut jobfair di daerah Bogor, jadi pelamar-pelamarnya temen2 gue pada nanya begini)
..... gue biasanya jawab bercanda sih kalo ini, hahahaha, "iyaa nih mau nyari cowok ganteng" tapi abis gitu gue ralat, "di PTI, recruitement is everybody business, karena satu personel aja merupakan bagian penting yang mempengaruhi bisnis secara keseluruhan jadi semua pegawai bareng2 nyari tu personel baru buat mengisi posisi yang kosong, bahkan direksi kita aja suka ikutan jobfair"

2. PT. PTI itu apa sih?
..... perusahan retail yang saat ini masih bergerak di industri kosmetik. (kalo agak sepi, suka nambah2in ini >>>>>) Alhamdulillah untuk saat ini, di lingkup nasional, jika dibandingkan dengan produk lokal sejenis kita yang teratas, ke depannya semoga bisa bersaing di lingkup internasional, udah mulai sih sebenarnya saingan sama produk internasionalnya. Dan ini merupakan industri yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan industri lainnya. Karena kosmetik sudah jadi gaya hidup dan kebutuhan dasar untuk pria maupun wanita.

3. Kosmetik ya? Ah buat cewek pastinya..
..... menyambung jawaban pertanyaan nomor 2, aku selalu minta persetujuan mereka, "kamu setuju ga kalau aku bilang kosmetik itu sudah menjadi kebutuhan dasar untuk pria maupun wanita?". Sebagian besar menjawab TIDAK, mereka bahkan menjelaskan kosmetik itu semacam lipstik, bedak, dll. Well, well, well, benar sih, namun masing kurang. Kosmetik itu ada beberapa jenis, yang biasa dipakai cewek, yang barusan disebut-sebut, itulah decorative make up. Kosmetik juga ada hair care, skin care, dll. Aku tanya balik deh, "coba disini siapa yang kalau mandi ga pakai sabun? kalau keramas gak pakai shampo?" Entah malu-malu mengakui kalau mandi tidak pakai sabun atau memang semuanya udah pakai, tidak ada yang mengacungkan tangan. Finally, they understand what cosmetics is. Do you?

4. Ini perusahaan kosmetik ya? Hmm pasti yang dibutuhkannya cewek!
..... kadang kalau rajin dan sepi aku jelasin jawaban seperti di atas dan lanjut ke jawaban selanjutnya, kalau ga ya langsung ke jawaban ini: "kita perusahaan yang lengkap, mulai dari manufacture, distribusi, dan pemasarannya, itu semua kita handle sendiri. Di bagian-bagian tersebutlah kita membutuhkan banyak sekali tenaga laki-laki."

5. So, posisi apa saja yang ditawarkan di PTI?
..... kepanjangan sii kalo ditulis di sini, bisa di cek di website resmi PT Paragon Technology and Innovation untuk penjelasan lebih rinci, tapi intinya kita buka lowongan untuk beberapa layer, misal:
A. Layer 1 (pendidikan minimal S1)
> MT Manufacture & Supply Chain
> MT Marketing Development
> MT Operation and Distribution
> MT Brand and Product Development
> MT Finance
> MT Human Resource
B. Layer 2 (pendidikan minimal D3)
> Junior Internal Audit
> Ass. Promotion Supervisor
> Admin
C. (pendidikan minimal SMA/SMK atau sederajat)
> sales
> field account receiver (kolektor)
> logistic (pergudangan)
> ekspedisi (penghantaran)
> beauty advisor
> operator
dll
Dan masih banyak posisi lainnya yang ditawarkan.

6. Posisi-posisi itu untuk semua jurusan?
..... untuk manufacture and supply chain lebih diutamakan anak teknik dan sains, kecuali purchasing bisa untuk semua jurusan. Finance maupun Audit diutamakan anak akuntasi dan ekonomi. HR diutamakan lulusan psikologi. Sisanya all major.

7. Selain di jobfair, kemana bisa mendaftar?
..... selain di jobfair, bisa daftar online via website resmi PT. Paragon Technology and Innovation, saat ada acara campus recruitment, atau datang langsung ke kantor DC (Distribution Center) dengan membawa lamaran.

8. Recruitmentnya ada di hari-hari tertentu ya?
..... ga kok. Karena perusahaan kita terus berkembang, otomatis kebutuhan akan SDM berkualitas pun terus meningkat, sehingga selalu ada posisi yang bisa diisi :)

9. Katanya yaaa, kata temen-temenku, masuk Paragon susah. Dari ribuan orang yang daftar, paling yang keterima cuma 2-3 orang. Betul?
..... kita ga pernah sih mempersulit atau menyusahkan yang ingin bergabung. Tapi memang, kita menetapkan standar, sehingga yang diterima adalah orang-orang yang ada di atas standar tersebut. Kita sadar banget bahwa SDM yang berkualitas sangat mempengaruhi bisnis ini ke depannya. Faktor lainnya adalah rezeki tiap orang-orang kan berbeda. Mungkin yang keterima, rezekinya di sini, yang engga rezeki terbaiknya ada di tempat lain. Kerja kan jodoh-jodohan ya? *tiba-tiba nangis karena belum dapat jodoh hodup -abaikaaaaan-* Makanya, ayo coba aja dulu daftar ke Paragon, barangkali rezekinya di sini :)

10. Tahapan tesnya apa aja sih?
..... tahapan tes tergantung posisi yang di lamar dan dimana ngelamarnya. tapi dari semua proses, yang pasti tahapan pertama adalah screening cv.
A. Kalau melamar jadi BA
- lolos screening cv
- tes psikotes awal
- wawancara tertulis
- wawancara user
B. Kalau melamar jadi layer 2, sales, logistik, dll.
- lolos screening cv
- tes psikotes awal
- wawancara tertulis
- tes psikotes lanjutan
- wawancara user
C. Kalau melamar jadi layer 1*
- lolos screening cv
- tes psikotes awal
- tes psikotes lanjutan
- wawancara tertulis
- wawancara psikolog
- wawancara direksi
*untuk beberapa kondisi, misal di jobfair, bisa jadi tahapan setelah screening cv lanjut walking interview, dll.

11. Berapa lama hasil tes nya keluar?
..... tergantung melamar di mana. Nanti dijelaskan kok sebelum tes (kalau dijelaskan disini, panjaaaaaaaaaaaaaang).

12. Penempatatannya dimana?
..... tergantung (lagiiii) sama posisi yang di lamar. Kalau di manufacture kayak RND, Operator, Purchasimg, dll ya di pabrik. Kalau HR, Finance, BPD, Audit di HO. Beberapa posisi di operation, distribution, dan marketing ada di HO dan di seluruh Indonesia.

13. Apasih keunggulan PT. PTI dibanding yang lain?
..... waduh, kalau keunggulan sih banyak ya, dan kalau disebutin satu-satu ya ga cukup.Aku cerita apa yang kurasakan saja ya. Honestly, begitu lulus aku langsung diterima di sini, jadi tidak bisa membandingkan dengan perusahaan lain. Tapi beberapa orang yang berpindah ke PTI bercerita begini dan ini sama dengan yang aku alami.
A. Lingkungan kerja yang kekeluargaan.
Well, kalau di yang lain mungkin ada istilah senior-junior, di PTI ga ada. Begitu masuk, aku langsung merasa disambut sebagai anggota keluarga baru. Yang udah tua dan banyak pengalaman ga "sok ngajarin atau ngatur", kita lebih diajak ke arah sharing. Kalau di DC yaaa, ga peduli posisinya apa, ya kalau makan bareng-bareng di meja, atau lesehan bareng. Main, nonton, karaoke, bercanda bareng, tapi kerja tetep kudu profesional. 
B. Berkembang lebih pesat karena kita belajar, belajar, dan terus belajar
Banyak cara yang diterapkan agar setiap paragonian (sebutan untuk personil PTI) lebih berkembang setiap harinya. Ada in class training, simulation, dan learning by doing. Sampai ada istilah, kalau di PTI, pegawai tuh hanya dikasih kayu, selanjutnya diberi kebebasan mau buat kayu itu menjadi meja, kursi, lemari, atau apapun. Paragonian diberi kebebasan mau berkreasi seperti apa. PTI tidak menyajikan meja yang sudah jadi dan rapih, karena PTI ingin paragonian belajar dari proses pembuatan meja tersebut dan be better person everyday.
C. Kepedulian dan Kerendah-hatian para direksi
Bapaknya bapake (Pak Subakat, pemilik dan direksi PT PTI) selalu bilang, daripada kami beli Merci mending duitnya buat kesejahteraan pegawai. So, salary di PT. PTI ehm lumayan lah berkat para direksi. Ibu Nur (pemilik dan direksi PT. PTI) bahkan belum mau pensiun, karena beliau masih ingin turut andil untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebesar-besarnya. Direksi lainnya (Pak Salman, Pak Harman, Ibu Dini, dan Ibu Ratih) tidak segan-segan untuk bergabung dalam acara-acara yang ada. Misal, makan bareng, karaoke bareng, seperti yang sudah dijelaskan di atas ikutan jobfair juga, selfie bareng, training bareng, dll. 

Kamis, 09 Oktober 2014

Resume: The On Time, On Target Manager


Yaaaaaks, jadi ceritanya diminta oleh bapake dan bapaknya bapake (Pak Boss dan ayahnya Pak Boss) untuk baca buku bermutu minimal sejam setiap harinya. So, karena dikasihnya buku ini, ya aku baca buku ini. Dan karena faktor U selalu menyerang setiap saat, maka aku putuskam untuk meresume dan mencatatnya di blog. Biar kalo lagi khilaf, terus iseng-iseng buka blog, nemu ni tulisan tiba-tiba dapat pencerahan kembali. Hahahaha. Aaaaamin. Next, aku bakal resume buku pilihanku sendiri (langsung bayangin komik naruto) hahahaha..

Jadi, penulis buku ini menyampaikan ilmunya dengan cara menarik, naratif. So, bukan jenis bacaan yang berat, sehingga aku yang agak-agak begini pun bisa mencernanya dengan baik. Hohoho.

Buku ini menceritakan tentang Bob yang selalu menjadi manajer-yang-menunggu-hingga-detik-terakhir alias sering telat dan menunda-nunda pekerjaan. Suatu hari, dia ditegur bosnya, Pak Dave, dan Pak Dave akhirnya memasukkan Bob ke dalam masa percobaan. Alasan Pak Dave masih mempertahankan Bob karena dia memiliki karakter, meskipun kinerjanya buruk. Karakter sulit untuk diubah, namun kinerja mudah untuk diubah, jadi yang akan dilakukam oleh Pak Dave adalah merubah kinerja Bob. Bagaimana caranya? Bob diminta untuk menemui sang CEO, namun CEO bukan seperti yang biasa dikenal, CEO ini adalah Chief Effectiveness Officer, yakni seseorang yang ditunjuk untuk menjaga keefektifan kerja para pegawai bermasalah seperti halnya Bob.

Pada hari pertama Bob menemui CEO ini, Bob diberitahu mengenai konsep 3 P yang harus benar-benar dipahami oleh Bob. P pertama adalah Priority (prioritas), yaitu apa yang harus didahulukan daripada yang lain. Agar lebih memahami konsep ini, Bob diberi tugas untuk mengurutkan beberapa kegiatan sesuai dengan prioritasnya. Keesokan harinya Bob menyerahkan tugasnya, dan CEO hanya tersenyum melihat jawaban Bob karena dalam hal prioritas tidak ada jawaban salah atau benar. Salah satu poin yang ada dalam tugas Bob adalah pergi menemui dokter, dan Bob menaruhnya sebagai kegiatan yang paling tidak dia prioritaskan, dia lebih memilih rapat dengan pegawainya dibanding bertemu dokternya. Memang saat Bob mengerjakan tugas ini, dia berada dalam keadaan sehat. Namun, sang CEO bertanya, bagaimana jika dia sedang dalam masa penyembuhan kanker, apa yang akan dia prioritaskan?
(Menyimpang sedikit, tapi ini bagus... Mengenai pengingkaran). Jadi, penyebab pertama kematian di Amerika adalah "pengingkaran". Dimana saat mereka mulai merasakan gejala tertentu, mereka mengingkarinya, dan menganggap semuanya baik-baik saja. Seperti Ayahnya sang CEO yang baru mau berobat ketika kankernya sudah parah, sebelumnya dia lebih memprioritaskan pekerjaannya, hingga akhirnya dia meninggal. Bayangkan, apa yang akan terjadi jika lebih cepat ditangani? Mungkin Ayahnya tidak perlu operasi dan kemoterapi berulangkali.
Setelah menceritakan hal tersebut, sang CEO kembali bertanya mengenai prioritas Bob yang mengakhirkan pertemuan dengan dokter. Bob tidak menjawabnya, namun mengerti maksudnya. Penentuan prioritas dapat berubah sesuai kondisi yang terjadi. Menurut sang CEO, kesalahan fatal penentuan prioritas ini sering terjadi dikarenakan: seseorang menunda untuk melakukan hal yang penting, menganggap bahwa semuanya harus dikerjakan, dan menyebabkan stress pada dirinya sendiri karena menyelesaikan semuanya pada detik terakhir, seperti halnya ayah sang CEO yang baru memprioritaskan kesehatannya setelah sangat parah. Oleh karena itu, aktivitas perlu dikategorikan menjadi:
1. LAKUKAN (jika ingin dan harus melakukan, jika harus melakukan namun tidak ingin)
2. PERTIMBANGKAN (jika ingin melakukan namun tidak harus)
3. JANGAN (jika tidak ingin dan tidak harus melakukannya)
Kebanyakan orang yang kerepotan dengan pekerjaan sehari-harinya karena dia melakukan aktivitas yang JANGAN, dia tidak menentukan prioritas dengan benar.

Nah pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menentukan prioritas dengan benar? Ini pertanyaan yang diajukan Bob. CEO menunjukkan P yang kedua, yaitu Propriety (etika), ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Agar lebih memahaminya, tugas kedua bagi Bob adalah mempelajari mengenai Undang-Undang Dasar Etika. Adapun UUD tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lakukan hal yang tepat (dilihat dari sisi legalitas, keadilan, dan kepercayaan pada diri sendiri)
2. Lakukan untuk alasan yang tepat (untuk apa sih kita melakukan itu? seperti halnya Martin Luther King Jr yang bekerja di bidang hak hak asasi manusia. Sebenarnya untuk apa dia melakukan itu? mencari ketenaran? mencari kekayaan? Tentu saja dia melakukannya untuk memperjuangkan persamaan hak, adapun ketenaran yang dia dapat hanya dampak sampingan. Ya, begitulah alasan yang tepat dalam melakukan sesuatu)
3. Lakukan dengan orang yang tepat (yaitu orang-orang yang memiliki pemahaman nilai yang sama dengan kita, memiliki tujuan dan semangat yang sama)
4. Lakukan pada saat yang tepat
5. Lakukan dengan urutan yang tepat (Ya! Kita tak bisa memasak kue dengan mengaduk adonan tanpa mempersiapkan bahan dan alatnya terebih dahulu)
6. Lakukan dengan serius (antusias, bergairah, melatih diri dengan baik, berketetapan hati, dan tidak mundur saat gagal)
7. Berikan hasil yang tepat (yaitu hasil yang benar untuk semua pihak yang terkait)

Setelah merenung semalaman akhirnya Bob memahaminya (sesungguhnya ada kisah di balik pemahaman ini, namun aku skip ajalah ya biar cepet). Esoknya Bob kembali menemui sang CEO dan menyampaikan buah pikirnya. Setelah berdiskusi beberapa saat, akhirnya CEO menunjukkan P yang ketiga, yaitu Commitment. Bob sempat terkejut karena P yang ketiga tidak diawali dengan huruf P, dan CEO menjelaskan bahwa dia tidak menemukan kata yang sepadan untuk sikap ini yang diawali dengan huruf P. Komitmen berarti menyelesaikan pekerjaan itu apapun yang terjadi, bisa dikatakan karena benar-benar menginginkannya. Sehingga perlu dijawab:
1. Apa yang harus ingin dilakukan?; dan
2. Mengapa harus ingin melakukannya?

Finally, Bob menarik kesimpulan seperti ini:
1. PRIORITAS. Prioritas berubah, jadi ketahui apa yang harus dilakukan dan kapan itu harus dilakukan. Ini merupakan strategi untuk mengatasi KETERLAMBATAN
2. ETIKA. Memegang teguh UUD. Ini merupakan strategi untuk mengatasi RENDAHNYA KUALITAS KERJA
3. KOMITMEN. Menyelesaikan apa yang diinginkan dan dimulai. Ini merupakan strategi mengatasi KETIDAKSERIUSAN

Yah setelah menjalani berbagai proses yang panjang, Bob sang-manajer-yang-menunggu-hingga-detik-terakhir berubah menjadi Bob sang-manajer-yang-tepat-waktu-tepat-sasaran..

Sebenarnya ada kisah selanjutnya lagi, tapi lebih asyik kalau baca versi lengkapnya, daripada versi-resumenya-shofi-yang-apalah-atuh hahaha..

Actually, I love the last part of this book, but I forgot to write it down :( Anyway, you can read the preview of this book here