Yuk Golput!
Inilah ajakan saya untuk teman-teman semua :)
Golput (golongan putih) adalah sebutan bagi sekelompok orang/suatu tindakan untuk tidak memilih apa-apa atau memilih dengan benar (karena yang memilih semua caleg dan mencoblos semuanya masih dianggap golput). Ajakan ini didasari karena hampir semua teman yang saya tanya mengenai PEMILU 9 APRIL 2014 ini dengan enteng menjawab, "mau golput aja ah". Tentu saja keengganan memilih ini didukung oleh beberapa alasan. Ya udah, seperti layaknya para caleg yang mempengaruhi masyarakat untuk ikut PEMILU dan memilihnya, maka sekarang saya akan mempengaruhi anda untuk golput. Hahahaha.
So, kenapa kita harus golput?
Alasan pertama yang bagus untuk golput terutama bagi para mahasiswa adalah "malas pulang kampung", yah walaupun sesungguhnya mereka ga perlu pulang kampung, karena sebagian besar kampus bahkan kelurahan setempat sudah menyediakan layanan agar mereka terdaftar sebagai pemilih. Bahkan kalau ga daftar jauh-jauh hari sebelum PEMILU, sesungguhnya bisa mendaftar on-the-spot dengan menunjukkan KTP.
Setelah dipikir-pikir, alasan pertama tidak begitu kuat yah pemirsa. KPU sudah berusaha begitu keras agar dimanapun kita, dengan keadaan bagaimanapun kita, fasilitas dan kemudahan memilih telah disediakan. Teman-teman saya yang di luar negeri aja pada nyoblos disana, dengan notabenenya kampung halaman mereka lebih jauh dari kita. So, mari kita coret alasan "malas pulang kampung". Hufft, mari kita pikirkan alasan lain agar kita semakin yakin untuk golput. Apa ya kira-kira? Hmmm.. *mikir keras*
Alasan kedua, yang sebenarnya agak ga enak didengar oleh siapapun ya "males pergi ke TPS". Oke, mari kita gunakan alasan ini untuk golput. Kita ga usah peduliin kata orang-orang yang mikir kalau kita pemalas, emang kenyataannya gitu. Sampai-sampai pergi melangkah beberapa meter aja kita males. Hahahahaha. (buat temen2 yang baca ini, saya yakin lagi ada di daerah yang bisa disebut perkotaan, yang di tiap kelurahannya terdapat beberapa TPS, jadi cuma butuh melangkah beberapa meter.. soalnya buat temen2 yang di kampung, ga perlu baca ini, mereka sudah menetapkan hari untuk memilih, walaupun harus menempuh jarak berkilo-kilo meter berjalan kaki. Hal ini dibuktikan dari PEMILU sebelumnya, tingkat golput di kampung-kampung lebih rendah dari di kota-kota). Jadi, meskipun orang bermalas-malasan itu tidak baik, mari kita tetap golput! Hidup golput!
Yosh! Alasan kedua bisa dipakai buat golput walau kurang kuat. Mari kita pikirkan alasan lain yang lebih kuat. AHA! Saya tahu! Alasan yang kuat yang bisa mendukung kita semua untuk golput, "tidak ada waktu". Memilih butuh waktu, dan kita tidak ada waktu untuk itu, walaupun sesungguhnya kita diliburkan pada hari itu, tapi kan kegiatan kita ga cuma kuliah/kerja kan ya? Kita masih punya segudang aktivitas yang lebih penting daripada pergi ke TPS dan memilih. Jadi, tak apalah ya duit kita (duit rakyat) dipake beli kertas pemilu, tapi gak kita pake malah dibuang. Tak apa juga lah tinta-tinta dan logistik lainnya yang dibeli pake duit kita gak kita manfaatkan sedikitpun. Kita kan warga yang baik, iya toh? Memberi duit tidak mengharapkan manfaat dari duit yang kita kasih :) Anggap aja sedekah, walaupun sedekahnya mubadzir, karena kertas yang udah disediain buat kita, gak kita pake, ya dibuang. Rapopo.. Rapopo.. Toh waktu adalah uang kan? Jadi ketidakadaan waktu kita untuk memilih, tidak masalah, toh kita udah bayar, gantiin waktu kita pake uang yang tadi saya sebutkan. Sekedar info doang sih, katanya dana yang dipakai buat pemilu 16 triliun. Ada duit kitanya tuh seberapa persen. Info doang.
Akhirnya kita sudah punya 2 alasan nih untuk golput. Tapi, kayaknya masih kurang. Apa ya? Apa ya? Kita butuh lebih banyak alasan untuk bisa golput dengan tenang. Ehm, sepertinya saya tahu, yaitu "kita tidak mengenal calon yang kita pilih, takut salah pilih". Yeah, walaupun kita orang berpendidikan, tapi belum menjamin kita bisa jadi pemilih cerdas kan? Hehehe. Pemilih cerdas itu adalah pemilih yang mencari informasi mengenai apa yang akan dipilih, lalu mempertimbangkan informasi tersebut dalam menentukan pilihannya. Kalau pemilih cerdas sih, maka tidak perlu takut salah pilih. Yah, kita mah jangankan untuk buka internet buat cari info dan jadi pemilih cerdas, untuk pergi ke TPS aja males kan? Jadi, alasan "takut salah pilih" walau tidak masuk akal, mari kita tanamkan pada pikiran kita dalam-dalam.
Alasan... Alasan.. Saya kok masih belum puas ya sama alasan-alasan "males ke tps, ga ada waktu, dan takut salah milih"? Mungkin harus cari alasan lain yang lebih kuat? AHHHHH!!! I found it! "memilih itu hak, suka-suka dong mau pilih atau tidak". Yeah! Tidak ada yang berani lawan kan kalau udah berurusan sama istilah Hak Asasi Manusia? Benar! Memilih itu hak, jadi ya gak milih juga gak papa. Btw, ngomong-ngomong soal hak, ada orang yang bilang gini sama saya "Aku dididik sama orangtuaku untuk tidak golput, walaupun aku tidak mengenal calonnya siapa, yang penting aku milih. Kalau yang aku pilih benar, ya aku bersyukur, aku bisa turut membangun bangsa, bahkan berhak untuk meminta bantuannya, karena aku yang memilihnya. Kalau yang aku pilih salah, ya aku harus terima karena tidak jadi pemilih yang cerdas, tapi aku punya hak untuk marah dan menuntutnya, karena aku juga yang memilihnya, dan aku yakin dia akan dapat balasan karena sudah mendzolimi kepercayaanku". BETUL SEKALI, kita berhak golput, berhak untuk tidak memilih, tapi dengan begitu kita juga akan kehilangan hak untuk meminta maupun menuntut "pemimpin" tersebut. (Iyeee apa hak lu nuntut gue? milih gue aja kagak. *ini kata pemimpin itu kalau kita ga milih*). Rapopo yeee?
Sepertinya alasan HAM sudah cukup kuat nih, jadi cukup deh nyari-nyari alasan pendukung lainnya.
Yuk golput!
Hahaha, kidding :)
Saya pribadi gak akan golput kok, saya sudah terdaftar jadi pemilih dan menetapkan pilihan. Lagian saya gak mau dicap sebagai orang malas, saya juga gak mau duit saya terbuang percuma, dan saya juga gak mau kehilangan hak untuk menuntut hak saya sama pemimpin saya kelak. Hehehehe.
Dipilh "salah", ga dipilih juga "salah". Akhirnya serba salah.. Walau banyak pertimbangan sebelum milih untuk katakan "IYA".
BalasHapus