Kamis, 13 Februari 2014

13th February: Hati-hati Bersugesti

Hari ini baru saja seorang sahabat berkata bahwa saya memiliki sindrom tertentu karena selalu lupa jalan (susah mengingat jalan meskipun sering melewatinya, alhasil kemana-mana kalau bawa kendaraan sendiri selalu "nyasar", bahkan bukan hanya jalan di jalan raya, jalan-jalan di Mall pun sering "nyasar" -_-). Tapi, saya menolaknya, saya hanya berkata bahwa saya normal, TOTALLY NORMAL :). Kenapa? Karena ucapan tersebut dapat menjadi sugesti yang membahayakan. So, hati-hati dalam bersugesti atau menyugestikan orang lain. Kenapa saya bicara seperti ini? Karena berbagai bukti bahkan ratusan buku sudah membahas mengenai kekuatan sugesti.

Dulu, saya memiliki seorang sahabat. Dia pun TOTALLY NORMAL, namun karena ingin dapat perhatian lebih, akhirnya dia pura-pura memiliki penyakit kejiwaan tertentu dan selalu mengatakan pada dirinya bahwa dia memiliki penyakit tersebut. Alhasil, saat ini dia benar-benar memiliki penyakit yang selalu "diidamkannya".

Next, sugesti lainnya berupa ucapan berulang-ulang terhadap anak tetangga saya. Actually, dia hanya lebih aktif dari anak-anak disekitarnya. Tapi orangtuanya, bahkan tetangga-tetangganya terus mengatakan bahwa dia "anak nakal", dan secara otomatis tersugestilah oleh pikiran anak tersebut bahwa dia "anak nakal", sehingga saat ini dia benar-benar menjadi "anak nakal".

Menakutkan bukan?

Teorinya, (saya kutip dari buku Psikologi nih, hehe) sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain atau dirinya sendiri dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut. Kalau saya pribadi mikirnya, sugesti itu merupakan perkataan, baik tertulis maupun tidak tertulis, terucapkan secara lisan maupun hanya dipendam dalam pikiran. Dan saya mempercayai bahwa perkataan adalah doa. Jadi setiap sugesti (perkataan) yang diberikan, adalah doa, yang entah doa yang mana yang akan dikabulkan oleh Allah. Kalau sebagian besar orang berdoa "negatif" bahkan dirinya sendiri berdoa "negatif" bagi dirinya, mungkin Allah mengabulkannya dan menjadikan hal "negatif" tersebut benar-benar terjadi, seperti contoh kasus diatas.

Menakutkan bukan?

Nah, hati-hati tersugesti bahwa sugesti itu menakutkan. Hahahaha. Tidak semua bentuk sugesti itu menakutkan. Bahkan, banyak yang memanfaatkan kekuatan sugesti ini untuk kebaikan, ada juga untuk pengobatan. It depends how we use it, right? Jadi, hati-hatilah bersugesti. Berbaik-baiklah dalam berprasangka, berucap, berkata, berdoa, berharap, berpikir atau apapun itu yang bisa mempengaruhi pikiran kita.

------because we are what we think-----


Tidak ada komentar:

Posting Komentar