Istilah ini sering banget gue denger, tapi baru berkesan tadi siang ketika Dosen gue yang bicara panjang lebar tentang generasi instan. Apasih generasi instan itu? Siapa yang tau? Cung hand!! Jadi, kata Dosen gue tersayang, generasi instan itu orang-orang yang segala sesuatunya pengen yang instan. Awalnya gue pikir generasi instan itu pemakan mie instan (bisa juga sih, kan instan juga yaaa?), tapi ternyata lebih kompleks dari itu.
Kalau angkatan gue disebut generasi instan, angkatan setelah gue namanya apa ya? Generasi fastfood? -_- Okeh! Balik ke topik! Ceritanya gini kenapa kita-kita yang kece dan belia gini disebut generasi instan. Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah orang-orang yang seluruh jiwa dan raganya didedikasikan untuk kemaslahatan umat, tidak seperti orang-orang di zaman modern yang segala sesuatunya dibuat simpel dan instan tanpa memikirkan akibatnya bagi yang lain. Betulkah begitu? Kita tanya Galileo. (terus gue ke bandara, ke luar negeri, ke kuburan Galileo, terus minta wangsit, terus gue bilang WOW, -skip)
Contoh paling nyata adalah kata-kata mereka (generasi dulu (D) VS generasi sekarang (S))
>> Kok kamu mau jadi dokter?
Dokter D : Saya ingin menyembuhkan orang-orang :)
Dokter S : Gaji dokter gede
>> Kok kamu mau jadi guru?
Guru D : Saya ingin mencerdaskan anak-anak bangsa dan membagi ilmu yang telah saya dapatkan
Guru S : Guru sekarang ada sertifikasi
>> Kok kamu mau jadi polisi?
Polisi D : Saya ingin memberantas kejahatan dan menegakkan keadilan bagi masyarakat sekitar
Polisi S : Lumayan, gampang nikung, semua jadi legal
Ya, emang ga semuanya seperti contoh yang diberikan, tapi sebagian besar seperti itu. Termasuk gue (jujur, ini pengakuan dari dalam hati terdalam yang dalamnya sedalam-dalamnya laut terdalam), karir pertama gue sebelum gue punya restoran sendiri adalah jadi HRD, alasannya? Gue suka, itu menantang, gaji lumayan :D. Nahlo, gue jadi mikir para HRD jaman dulu apa ya jawabannya? Kaya gini ? >> Saya ingin bisa memberikan kepuasan kerja bagi seluruh karyawan di perusahaan ini << Damn! Itu kalimat jaman sekarang berasa munafik, iya ga? Masih sempet gitu mikirin orang lain, sementara kebahagian sendiri terabaikan? Nah nah nah ini nih yang disebut sebagai generasi instan.
Paham ga kenapa disebut generasi instan? Masih belum nemu benang merahnya? Terus terang gue juga perlu semedi dulu buat cari hubungan antara penjelasan generasi instan dan contoh yang dosen gue kasih. Dan setelah jungkir balik ga karuan akhirnya gue paham. Orang jaman dulu, mendapatkan kebahagiaan dengan melalui berbagai tahap, salah satu tahapnya adalah dengan membahagiakan orang lain terlebih dahulu, dia akan bahagia jika melihat orang lain yang ditolongnya bahagia. Orang jaman sekarang, mendapatkan kebahagiaan dengan cara mencari keuntungan langsung alias instan (tanpa melalui tahapan lainnya), dan masa bodoh dengan kebahagiaan orang lain, yang penting dirinya bahagia.
Satu hal lagi yang paling jelas menunjukkan generasi instan itu demennya nyari jalan pintas tanpa melalui tahapan-tahapan yang melelahkan dulu, yaitu saat mengerjakan tugas. Informasi sudah menyebar dan mudah di dapat, zaman dahulu, sekalipun mencontek mesti ketik manual pakai mesin tik yang bunyinya ga kepalang berisiknya, tapi zaman sekarang? Copy-Paste dan tugas pun selesai. Instan bukan?
Satu hal lagi yang paling jelas menunjukkan generasi instan itu demennya nyari jalan pintas tanpa melalui tahapan-tahapan yang melelahkan dulu, yaitu saat mengerjakan tugas. Informasi sudah menyebar dan mudah di dapat, zaman dahulu, sekalipun mencontek mesti ketik manual pakai mesin tik yang bunyinya ga kepalang berisiknya, tapi zaman sekarang? Copy-Paste dan tugas pun selesai. Instan bukan?
Ini sih yang gue simpulin dari pembicaraan Dosen tentang generasi instan. (Padahal dosen gue cuma bilang: kalian ini generasi instan, contohnya dokter zaman dulu tuh alasannya mulia ga kayak dokter zama sekarang, tapi kesimpulan dari gue kok bisa panjang bener yaa? bukan kesimpulan kalo lebih panjang dari cerita inti namanya -_-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar