Shofiatu Rahmah Sugis's Watch |
Ya, ini gambar jam tanganku. Sudah 2 hari mati, dan aku sedih. Memang bukan jam mahal, tapi aku membelinya sekitar 5 tahun lalu dengan fee pertamaku sebagai freelance di suatu perusahaan, jadi menurutku ini barang yang cukup berharga dan bersejarah. Dari garis dan lecet yang ada pasti sudah tergambarkan apa saja yang sudah dilaluinya bersamaku.
Dia, menempel di bangku kuliah saat ku tidur, bergesekan dengan orang-orang saat naik angkot keliling bogor, menemaniku menjalankan tugas saat bekerja, bersinggungan dengan laptop saat mengerjakan skripsi, ikut terombang ambil di lautan maupun wahana permainan, berendam bersamaku di berbagai pantai, turut bersuci dan bersujud kepadaNya, kokoh di tanganku saat mencari-cari kerja, menunjukkan waktu kerja saat sudah bekerja, dan masih banyak kenanganku bersamanya. Bisa dikatakan, dia saksi hidupku, walau 5 tahun bisa dibilang masih sebentar.
Selama 5 tahun pun dia tak pernah bermasalah, hanya 1 kali ganti batu baterai, dan akan jadi yang kedua kelak saat ku ada waktu menggantinya.
Untung masih jam ku yang berhenti berdetak.
Bagaimana jika jantungku?
Bagaimana jika waktuku?
Dan detik pun terhenti, kala itu sudah siapkah aku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar