Rabu, 31 Mei 2023

D2 : Dream Comes True


Dulu waktu ngerjain skripsi dan menulis nama orang untuk dijadikan referensi, aku sempet mikir "kira-kira suatu saat, ada yang tulis nama aku ga ya? Sugis, 20xx", dan jadi kepikiran apa harus jadi peneliti / penulis buku? Dan malam ini (karena ga bisa tidur), iseng banget dah nyari nama di google, and I found my name 😍😍😍 di sebuah lembaran penelitian. Tiba-tiba flash back ke kejadian 9 tahun lalu dan ternyata salah satu mimpiku terwujud. Unbelievable. Sesungguhnya aku sempat melupakan mimpi itu karena kesibukan sehari-hari yang tiada henti. Tapi agak ke trigger jadilah segera menulis di blog ini. Padahal terakhir nulis berniat akan nulis 30 hari nonstop, nyatanya baru 4 bulan kemudian nulis lagi. Ampuuuun. Being someone yang sangat konsisten emang zulit yaaaa. Orang2 bilang lebih susah memulai, but I think, continue what we are doing is harder. Let's see ya besok aku nulis lagi atau engga. Hehe. Bismillah!

Sabtu, 11 Februari 2023

D1 : When I Was Twenty

Hari ini aku menangis di depan orang asing, dalan suasana privat, untuk pertama kalinya setelah hampir 30 tahun menjalankan hidup. Aku tersentak dengan kenyataan dan tanpa sadar air mataku mengalir hingga tidak bisa berkata-kata. Bahkan efek pusing setelah menangis pun masih kurasakan hingga tulisan ini dipublish.

Kenapa aku menangis?

Karena aku sedih.

Kenapa aku sedih?

Karena aku ingat masa lalu.

Kenapa aku ingat masa lalu?

Karena sosok hari ini berhasil menyentuh bagian yang selama ini terpendam.

Ya.

For the 1st time in my life aku melakukan personal life coaching.

Awalnya aku cuma mau mendapatkan provokasi pemikiran agar aku bisa segera keluar dari zona nyaman yang mengukung aku selama beberapa tahun terakhir ini, tapi entah kenapa Coach di sesi coaching ini berhasil menemukan tombol merahku.

Dia memintaku membayangkan aku di masa depan akan jadi sosok seperti apa. Dan saat membayangkannya aku terhenyak, yang terbayang adalah sosokku 10 tahun lalu. Seorang yang hebat, punya semangat tinggi, berani, yakin akan dirinya sendiri. Aku kaget, ternyata aku tidak perlu jadi diri yang baru, aku hanya kehilangan diriku, selama 10 tahun terakhir. Aku sedih menyadari aku jauh tersesat dalam ketidakmampuanku dalam mempertahankan jati diriku. Aku menangis. Tercekat. Terlarut.

Singkat cerita aku mengingat lagi impianku saat itu, when I was twenty, ingin punya buku. Ingin ada yang mengutip kata-kata di bukuku. Dan di sinilah aku. Kembali menulis di blog sebagai langkah awal journaling projectku.

Aku harap bisa konsisten untuk 30 hari ke depan.

Doakan aku!

Semoga aku bisa jadi sosok yang lebih baik lagi setiap harinya.

Thanks!