Rabu, 31 Mei 2023
D2 : Dream Comes True
Sabtu, 11 Februari 2023
D1 : When I Was Twenty
Hari ini aku menangis di depan orang asing, dalan suasana privat, untuk pertama kalinya setelah hampir 30 tahun menjalankan hidup. Aku tersentak dengan kenyataan dan tanpa sadar air mataku mengalir hingga tidak bisa berkata-kata. Bahkan efek pusing setelah menangis pun masih kurasakan hingga tulisan ini dipublish.
Kenapa aku menangis?
Karena aku sedih.
Kenapa aku sedih?
Karena aku ingat masa lalu.
Kenapa aku ingat masa lalu?
Karena sosok hari ini berhasil menyentuh bagian yang selama ini terpendam.
Ya.
For the 1st time in my life aku melakukan personal life coaching.
Awalnya aku cuma mau mendapatkan provokasi pemikiran agar aku bisa segera keluar dari zona nyaman yang mengukung aku selama beberapa tahun terakhir ini, tapi entah kenapa Coach di sesi coaching ini berhasil menemukan tombol merahku.
Dia memintaku membayangkan aku di masa depan akan jadi sosok seperti apa. Dan saat membayangkannya aku terhenyak, yang terbayang adalah sosokku 10 tahun lalu. Seorang yang hebat, punya semangat tinggi, berani, yakin akan dirinya sendiri. Aku kaget, ternyata aku tidak perlu jadi diri yang baru, aku hanya kehilangan diriku, selama 10 tahun terakhir. Aku sedih menyadari aku jauh tersesat dalam ketidakmampuanku dalam mempertahankan jati diriku. Aku menangis. Tercekat. Terlarut.
Singkat cerita aku mengingat lagi impianku saat itu, when I was twenty, ingin punya buku. Ingin ada yang mengutip kata-kata di bukuku. Dan di sinilah aku. Kembali menulis di blog sebagai langkah awal journaling projectku.
Aku harap bisa konsisten untuk 30 hari ke depan.
Doakan aku!
Semoga aku bisa jadi sosok yang lebih baik lagi setiap harinya.
Thanks!