Sabtu, 27 Juni 2015

Ber-utang or Ber-uang


Okeeeh ini hanyalah hasil pemikiranku saja ~ no offense, siapapun.. Cuma pengen mencurahkan apa yang kupikirkan dan kuyakini semalam..

Jadi ceritanya semalam cukkucrukkucruk I received a text, bincang bincang kekanan kekiri tau-tau nyambung ke riba. Hanya sekilas sih bahas riba-nya, selebihnya bahas yang lainnya. Tapi entah kenapa kata "riba" begitu menggelitik, berasa manggil-manggil minta dikepoin. Jadi kali ini, mau ceritain hasil kepoanku, tapi sebelumnya aku mau cerita dulu...

Jadi, sesungguhnya sudah lama aku mengenal "riba", tapi ya gitu, cuma kenal, atau bahasa gaulnya cukstaww (cukup tau). Pokoknya yang terpatri di otakku, riba itu bunga, yang bikin orang minjem 1 juta, mesti bayar 1.5 juta. 500 ribunya itu bunganya, ribanya. Dan itu dilarang oleh Allah untuk disantap, maka harus kuhindari. Udah, sekedar itu doang...

Jadi apa saja yang kulakukan untuk meminimalisir "penyantapan riba" ini?

One
Berbekal ilmu tentang riba yang sangat minim, aku menetapkan hati untuk tidak bekerja di perusahaan yang process businessnya berkutat dengan hal-hal tersebut. Walau banyak pro kontra tetang perusahaan macam gini, kuambil amannya saja "tidak usah bekerja disana".  Tak pernah sekalipun terbersit niat melamar disana ~ bahkan ketika perusahaan-perusahaan tersebut meneleponku (padahal mah aku ga daftar -_-) untuk bekerja bersama mereka, tanpa ragu kubilang, "maaf, saya tidak bisa bekerja di perusahaan anda"...

Two
Karena yang konvensional-konvensional katanya terlalu jelas ribanya, maka kupercayakan uang-uangku dan transaksi keuanganku dikelola lembaga yang memiliki embel-embel "syariah". Besar harapanku sih agar yang "bersyariah" ini segera menjadi murni syariah ~ sehingga semakin minimlah riba yang kusantap.

Three
Jika tak mampu menghadapinya, maka sejak awal harus dihindari
Entah prinsip ini baik untuk dipegang atau tidak, yang jelas rasanya aku ga sanggup deh ngadepin apa-apa saja yang terjadi kalau menyantap riba, jadi kuhindari saja apa-apa yang dugaan ke-riba-annya kuat, contoh produk asuransi. Memang ini juga masih pro kontra, tapi ya aku gamau setengah-setengah, lebih baik tidak sekalian.

Sudah, itu saja yang kulakukan untuk menghindarinya ~

Kembali ke maksud dan tujuan di atas tentang apa sih hasil kepo ku? Jeng jeng jeng jeng jeng

#flashbacklagi

Jadi, setelah aku ditetapkan bahwa akan tetap kerja di bogor (penempatan), aku mulai mikir, "ga enak nih kalau tetap ngekos, kayaknya enak beli rumah deh, buat DP rumah yang kecil siih ada" ~ dan sejak pemikiran seperti itu datang, hampir di setiap kesempatan aku cari-cari rumah di bogor yang kira-kira oke, lalu itung-itung kpr nya, berapa bunganya, berapa tahun lama cicilannya, berapa besar cicilan yang aku sanggup bayar, dan lain sebagainya ~ Udahlah udah mantep, tinggal ngurus-ngurus, tapi belum ada waktu, jadi belum sempat ngurusin...

Nah di waktu tak terduga datanglah pesan yang kukatakan tadi ~ pembicaraam absurd yang diselipin riba dan dilanjutkan keabsurdan lainnya...

Tergelitik oleh "ke-riba-an" itu, akhirnya aku kepo-in riba tersebut (balik ke tujuan awal cerita, ga flashback lagi. Dan hasilnya adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

First
Aku menemukan ayat-ayat tentang riba dan suatu hadist dengan terjemahan berbeda-beda


عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

dari Jabir dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya.” Dia berkata, “Mereka semua sama.” (HR. Muslim)
Jabir Radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda, "Mereka itu sama." Riwayat Muslim.
dari Jabir bin Abdilla Radhiyallahu Anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam melaknat pemakan riba, yang memberi riba, penulisnya, dan dua saksinya." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam lalu berkata, "Mereka seluruhnya sama." (HR. Muslim nomor 1698)

Second
Yaks dapat berbagai terjemahan di atas buat aku galau, karena kalimat-kalimat yang digarisin itu beda-beda tapi mengarah ke suatu posisi yaitu " yang memberi ribanya". Benarkah? Jadi, jika orang miskin lagi butuh duit banyak, terus minjem ke rentenir karena terpaksa, dan renternirnya pakai sistem pembungaan berlapis-lapis, jadi orang miskim tersebut bakal menderita 2 kali? terbeli utang dan terikat riba. WOW. Jadi, kalau minjem kpr itu pun sama aja kayak memberi riba pada orang-orangbyang mengurusi KPR tersebut? Wallahualam ~ dan seperti biasa, karena aku ragu-ragu, mending ga usah sekalian!!

Third
Aku tidak akan puas jika sumberku hanya satu. Kujelajahi dunia perilmuan, dan kutemukan jawaban konsisten, yakni utang-berutang di/pada di bank konvensional, jika minjem 1 kembalikan 2, maka itu termasuk riba. Dan dari sinilah saya menetapkan hati untuk hidup tanpa hutang (melihat lingkunganku, yang memungkinkan ngasih aku utang adalah bank) ~ Semoga bisa. Sedih sih sebenernya liat yang lain sudah pada punya rumah or kendaraan mewah, entah tunai atau nyicil. Tapi jika aku memaksakan untuk memilikinya, dengan gajiku saat ini, mau gamau pasti nyicil sih. Well, pemikiranku ini sempat kuutarakan ke teman-temanku dan mereka bilang aku kuno. Hahaha. Iya sih, disaat segala sesuatu bisa didapatkan dengan instan, aku malah ga memanfaatkan fasilitas tersebut. Ditambah kenyataan bahwa tingkat inflasi akan menjadikan harga apapun meningkat pesat, seharusnya aku sadar dan melek, rumah yang saat ini 200 juta, setahun ke depan bisa 400 juta, sedangkan nilai uang ditabunganku malah menurun. Dulu seratus ribu bisa beli 5 mangkuk baso, setahun ke depan mungkin hanya 2-3 mangkuk baso. Intinya nilai uang di tabunganku menurun, harga barang-barang meningkat, sehingga kalau tidak dicicil dari sekarang, kapan bisa kebeli? Bisa dibilang keputusanku ini bodoh. Tapi entah kenapa aku meyakininya dengan sepenuh hati, jika aku menjauhi apa yang dilarangNya, Tuhan akan memberikan jalan :)

Kembali ke judul ~
Ber-uang atau Ber-utang?
Aku lebih memilih ber-uang walau tidak memiliki apa-apa, daripada memiliki semuanya tapi ber-utang. Syukur-syukur jika bisa memiliki semuanya tapi tetap ber-uang. Bisa sih, kalau aku mau jadi wirausaha, yang gajinya unlimited, tegantung usaha. Karena kalau jadi pegawai, ada batasan gaji yang didapat. Hehe.

Di luar topik, kadang terjadi pertentangan pikiran saat aku sedang mencari harta dunia:
1. Pengen banyak uang biar bisa bantu lebih banyak orang, jadi harus kerja keras, kerja cerdas!
2. Pengen biasa aja biar pas dihisab ga lama-lama, toh nanti meninggal juga segala sesuatu yang dibeli ga bakal dibawa ke liang kubur, jadi yang sekarang ada syukuri saja..

Kamis, 04 Juni 2015

Interview Kerja: Question #2 Mengapa kamu tertarik melamar ke sini?



Yeaaaah...
Mari lanjutkan keisengan kemarin (Interview Kerja: Question #1 Ceritakan tentang dirimu!) Soalnya nanggung yah kalao cuma #1, minimal #2 lah. Pamali ceunah setengah-setengah tuh kalau kata orang sunda.

Kali ini mari kita bahas mengenai pertanyaan yang kadang-kadang ditanyakan, baha gaulnya "kenapa sih ngelamar kesini?"

Jawaban apa yang diharapkan? Jawaban yang menunjukkan bahwa anda adalah orang yang visioner. Kita mesti tau apakah anda beneran ngelamar dan punya rencana untuk berkembang bersama perusahaan, atau anda adalah orang yang sewaktu jobfair/melamar kerja ga peduli perusahaan apapun yang penting masukin cv dulu lah. Seperti itu.

Terus piye toh jawabnya?
Jawaban yang sangat mainstream adalah "karena perusahaan Anda bagus" ~ ohh hellooooo dari zaman firaun naik unta sampai zaman firaun naik mobil-mobilan di GTA, sepertinya semua perusahaan menganggap bahwa dirinya bagus. Jadi lewati fase ini, kecuali anda punya penjelasan lebih lanjut mengenai arti kata "bagus" tersebut :D

Lalu?
Cobalah jual perusahaan lalu jual diri. Paham?
Kalau ga paham, berarti anda harus baca penjelasan di bawah ini:

1. Fokus pada salah satu nilai positif perusahaan yang sangat menarik minat anda, lalu jelaskan!!!
Misalkan: berdasarkan hasil penjelasan sewaktu presentasi company profile, saya mengetahui bahwa perusahaan ini adalah perusahaan yang memiliki lingkungan kerja sangat menyenangkan, kekeluargaan, dimana masing-masing individu saling memperhatikan.

2. Lalu, fokus pada salah satu nilai positif di diri sendiri yang bisa match dengan nilai di perusahaan.
Misalkan lanjutan yang tadi: Oleh karena itu, saya sangat tertarik untuk bekerja disini. Saya yakin dengan lingkungan yang semenyenangkan itu, saya dapat bekerja lebih baik lagi demi kemajuan perusahaan.

DONE! as simple as that :)

Sesungguhnya ada beberapa jenis jawaban yang dapat diterima.
Untuk yang lulusan sma/smk biasanya jawaban mereka money oriented, hal ini wajar, karena sebagian besar dari mereka (kalau berdasarkan piramida kebutuhan) masih berupaya memenuhi basic need-nya. Misal: gaji di sini ga pernah telat dan sudah di atas UMR, dan lain sebagainya sebagainya sebagainya ~
Tapi untuk lulusan S1, kalau masih money oriented, hmm no comment deeh. Seharusnya dengan pola pikir yang diciptakan selama 4 tahun kuliah, sudah dapat ber-value-oriented, dengan kasta kebutuhan tertinggi yakni untuk aktualisasi diri ~ seharusnya yaaaah. Seperti itu :)

Yaaaah, kalau boleh menarik kesimpulan, maka pertanyaan "kenapa sih ngelamar kesini?" jawab dengan Jual Perusahaan lalu Jual Diri. Masih ga paham juga? Yaudah kita jualan batako ajalah yuuuk..

Tips di atas hanya 1/sekiaaaaaaaaan tak hingga dari jawaban yang bisa diterima ~ daripada maksa pengen tau semua jawaban yang banyaknya "sekiaaaaaaaan tak hingga" mending keep 1 answer yang udah dikuasai untuk dikeluarkan kapan-kapan kalau ditanyain 😁 Mau tau jawaban-jawaban lainnya? Silakan googling sendiri. Buat para interviewer yang berpangalaman (kalau baca ini, kalau *ngarep*), mau nambahin tips juga boleh, dengan sangat senang hati sekali banget akan saya terima. Hehehe.

Okay enough for today.. bye :)

Rabu, 03 Juni 2015

Interview Kerja: Question #1 Ceritakan tentang dirimu!



Keisengan malam ini sepertinya akan cukup produktif karena aku mau bahas tentang hal yang agak serius dan (ngarep) berguna ~ yakni tentang interview untuk mendapatkan pekerjaan. Entah sedang kesambet apa tiba-tiba pengen nulis ini. Pokoke dari zaman nyari-nyari kerja dan diinterview sampai zaman udah dapat kerja dan menginterview, ada 1 pertanyaan favorit yang selalu aku dapat maupun aku tanyakan: tell me about your self!

So, jika ditanya seperti ini apa yang akan kau ceritakan?

Terus terang saja, aku tak tahu apa yang diharapkan para interviewerku beberapa abad yang lalu saat mengajukan pertanyaan ini padaku. Tapi, aku tahu apa yang aku harapkan saat menanyakannya pada calon pegawai: daya tangkap/paham.

Tidak jarang, saat aku bertanya ini, mereka kembali bertanya:
"maksudnya?"
"cerita tentang apa?"

Biasanya kujawab, "yah ceritakan saja tentang dirimu"

Kalau sampai 2-3 kali masih nanya gini:
"maksudnya?"
"cerita tentang apa??"
rasanya pengen bilang: "sorry, I don't want to know you more, please step out! pertanyaan sederhana seperti ini seharusnya bisa dipahami dengan baik", tapi karena kami menghargai anda yang sudah datang meluangkan waktu memenuhi panggilan kami, kami lanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya yang jarang kami perhatikan jawabannya, karena kesan awal yang sudah kurang baik.

So, kalau dapat pertanyaan seperti itu, ceritakan saja hal umum tentangmu, jika sulit yah minimal seperti apa yang kau tuliskan di cv mu. Namamu, tempat tanggal lahir, latar pendidikan, prestasi, cita-cita, dan lain sebagainya. SECUKUPNYA saja, tidak berlebihan. Biarkan kami, para interviewer penasaran dan menanyakan tentangmu lebih lanjut. As simple as that 😊
Mungkin bisa mulai dari saat ini menyiapkan jawaban atas pertanyaan tersebut. Inga inga ting! Persiapan selalu jadi hal penting dimanapun kapanpun....

Jika ada interviewer yang lebih berpengalaman boleh lah sharing dan nambahin :) aku mah apa atuh masih pemula hehe..